Kau bagaikan pelangi,
indah, namun sejenak datang lalu pergi. Kau tak pernah pedulikan sekeping jiwa
yang menikmati keindahanmu, kau acuh bagai angin lalu. Ternyata keindahanmu
hanya dapat dilihat sesaat tanpa bisa memberi keuntungan bagi yang melihatmu,
kau acuh, menyisakan perih. Andai bisa memilih, akan memilih untuk tak pernah
melihatmu, melihat keindahanmu, namun lagi-lagi itu semua suratan yang diatas. Pergi
menyisakan kepingan hati, teriris pedih. Selalu yakin pedih ini diganti dengan
keindahan esok. Andai waktu bisa kembali tak kan pernah ingin melihat pelangi
itu lagi. Namun lagi-lagi inilah proses. Proses yang harus selalu dinikmati. Sesakit
apa itu, sesulit apa itu, seperih apa itu, seberat apa itu, yakin allah pasti
memberi kejutan yang indah kelak. Sekarang memang sangat berat, lagi-lagi ihlas
itu emang ringan dibibir saja, tapi sebenarnya sangat berat. Berusaha untuk
menjadi purnama yang selalu tersenyum apapun keadaannya. Berusaha menjadi
kupu-kupu yang indah sehingga orang lain senang melihatnya. Tak ada yang perlu
disesali, sejatinya yang lalu adalah sejarah yang harus digunakan sebagai
pelajaran hidup, masih ada hari esok yang lebih cerah, yang menanti senyum
kita. Menjadi purnama bukanlah hal yang mudah namun segala sesuatu akan terasa
lebih mudah dan indah dengan selalu bersyukur kepadanya. Adanya pertemuan
bukanlah suatu kebetulan, walau hanya sekejap, tapi semua uda tersekenario oleh
yang diatas. Tak ada yang perlu disesali, karena hanya akan menyisakan perih
yang tiada arti. Terus melangkah adalah lebih indah. Mungkin ini hanyalah
sebuah batu penghalang perjalanan panjang ini. Harus selalu positive thingking
bahwa semua kan indah pada waktunya. tidak ada yang salah dan yang perlu disalahkan. semua uda suratan. bismillah untuk jadi lebih baik... :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar