Selasa, 06 Mei 2014

dikala senja berselimut mendung

Kau bagaikan pelangi, indah, namun sejenak datang lalu pergi. Kau tak pernah pedulikan sekeping jiwa yang menikmati keindahanmu, kau acuh bagai angin lalu. Ternyata keindahanmu hanya dapat dilihat sesaat tanpa bisa memberi keuntungan bagi yang melihatmu, kau acuh, menyisakan perih. Andai bisa memilih, akan memilih untuk tak pernah melihatmu, melihat keindahanmu, namun lagi-lagi itu semua suratan yang diatas. Pergi menyisakan kepingan hati, teriris pedih. Selalu yakin pedih ini diganti dengan keindahan esok. Andai waktu bisa kembali tak kan pernah ingin melihat pelangi itu lagi. Namun lagi-lagi inilah proses. Proses yang harus selalu dinikmati. Sesakit apa itu, sesulit apa itu, seperih apa itu, seberat apa itu, yakin allah pasti memberi kejutan yang indah kelak. Sekarang memang sangat berat, lagi-lagi ihlas itu emang ringan dibibir saja, tapi sebenarnya sangat berat. Berusaha untuk menjadi purnama yang selalu tersenyum apapun keadaannya. Berusaha menjadi kupu-kupu yang indah sehingga orang lain senang melihatnya. Tak ada yang perlu disesali, sejatinya yang lalu adalah sejarah yang harus digunakan sebagai pelajaran hidup, masih ada hari esok yang lebih cerah, yang menanti senyum kita. Menjadi purnama bukanlah hal yang mudah namun segala sesuatu akan terasa lebih mudah dan indah dengan selalu bersyukur kepadanya. Adanya pertemuan bukanlah suatu kebetulan, walau hanya sekejap, tapi semua uda tersekenario oleh yang diatas. Tak ada yang perlu disesali, karena hanya akan menyisakan perih yang tiada arti. Terus melangkah adalah lebih indah. Mungkin ini hanyalah sebuah batu penghalang perjalanan panjang ini. Harus selalu positive thingking bahwa semua kan indah pada waktunya. tidak ada yang salah dan yang perlu disalahkan. semua uda suratan. bismillah untuk jadi lebih baik... :)  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar