Senin, 08 Desember 2014

arsitektur dan seni dalam islam

 
 
ARSITEKTUR DAN SENI DALAM ISLAM
A. Arsitektur
            Seni merupakan bagian dari kebudayaan, dan yang menjadi pembicaraan kali ini adalah seni arsitektur (bangunan) dalam hal ini adalah arsitektur islam. Arsitektur islam dimulai dengan adanya bangunan-bangunan masjid dengan menggunakan bentuk-bentuk yang indah. Jadi bisa dikatakan bahwa akar dari seni arsitektur adalah dari masjid. Jika kita melihat sejarah bahwa Masjid yang telah dibangun pertama kali oleh nabi Muhammad tidak mempunyai nilai seni, jangankan mempunyai nilai seni, bahkan masjid tersebut bukan merupakan masjid dengan menggunakan arsitektur-arsitektur indah [1]. Tapi perlu kita ketahui bahwa masjid bukanlah masjid bukanlah tempat orang islam memperlihatkan seni, tapi masjid pada waktu itu hanya digunakan sebagai tempat beribadah kepada Allah SWT, selain itu masjid juga digunakan sebagai tempat musyawarah berbagai masalah keagamaan.
            Ciri-ciri seni arsitektur (bangunan) masjid mulai muncul pada zaman keemasan Daulah Bani Abbasiyah, yakni di Persia. Di zaman ini ada beberapa masjid ang terkenal sebelum Baghdad dimusnahkan oleh tentara Hulago Khan. Adapun dalam sejarah seni bangunan ada dua factor ayang dapat mempengaruhi bentuk ragam bangunan [2]. Yaitu material dan praktis. Suatu bangunan yang materialnya dari kayu akan berbeda dengan bangunan yang materialnya dari batu. Begitupula bentuk-bentuk bangunan pada tempat-tempat ibadah, seperti masjid ataupun gereja akan berbeda dengan bangunan-bangunan rumah. Dari situlah seni arsitektur membedakan bangunan-bangunan tersebut. Dalam arsitektur masjid juga terdapat bangunan-bangunan yang merupakan ikon dari sebuah masjid, seperti adanya Qubah dan juga Mihrab, serta terdapat bentuk-bentuk lain yang membedakan dengan bangunan-bangunan rumah maupun tempat-tempat ibadah lainnya.

B. Seni dalam Islam
            Sebagai telah disebutkan diatas, bahwa seni merupakan bagian dari kebudayaan, seni itu sendiri bermakna segala sesuatu yang indah atau suatu keindahan. Seni dalam islam sangatlah banyak dan tidaklah sukar ketika membicarakan mengenai seni dalam islam. Seni timbul dan berkembang seiring dengan agama yang dipeluknya, demikian pula seni dalam islam, hal ini dimulai dari seni arsitektur dalam masjid yang telah disebutkan diatas. Adapun yang menjadi sasaran utamanya adalah Mihrab dan Mimbar. Adapun ketika berbicara mengenai seni dalam islam maka sangatlah luas cakupannya. Karena seni dalam islam tidak hanya meliputi seni arsitektur yang terdapat pada masjid-masjid, tetapi juga terdapat seni ukiran yang juga bisa digunakan sebagai ukiran-ukiran dalam bangunan masjid, terdapat juga seni kaligrafi dengan menjadikan tulisan Arab atau ayat-ayat dalam al-Quran sebagai objeknya, ada juga seni music, dan masih banyak lagi seni-seni dalam islam ang lainnya.
            Masjid islam telah dibangun sejak zaman nabi Muhammad SAW, nabi membangun masjid dengan amat sederhana berbentuk segi empat, didinding dengan tembok yang terbuat dari batu. Hingga di zaman pemerintahan umaiyyah masjid yang didirikan di Damaskus pun belum sempat untuk memikirkan masalah-masalah arsitektur. Hingga sampailah masjid yang dibangun dimasa dinasti Abbasiyyah, maka masjid sudah dibangun dengan menggunakan Arsitektur-arsitektur yang indah [3]. Tetapi semua masjid tersebut sekarang telah diperbaiki dengan menggunakan Arsitektur yang indah.
            Adapun mengenai seni dalam islam yang lain hingga sekarang masih berkembang dengan baik, dan berguna bagi umat islam. Seperti seni kaligrafi atau khat dalam penulisan al-Quran, dengan adanya seni dalam penulisan al-Quran juga merupakan langkah untuk mempermudah umat islam dalam membaca al-Quran. Sangatlah banyak dan luas ketika berbicara mengenai seni dalam islam. Adapun dalam bahasan ini seni arsitektur adalah yang menjadi pokok utama. Dan seperti yang dijelaskan diatas bahwa seni arsitektur islam berakar dari bangunan-bangunan masjid.
          

Sumber Bacaan
[1] dikutip dari Kultur Islam (Sejarah Perkembangan Kebudayaan Islam dan Pengaruhnya Dalam Dunia Internasional), Jakarta: Bulan Bintang, 1975
[2] dikutip dari Sejarah Kesenian Islam Jilid 2, Jakarta : Bulan Bintang, 1978
[3] dikutip dari Kultur Islam (Sejarah Perkembangan Kebudayaan Islam dan Pengaruhnya Dalam Dunia Internasional), Jakarta: Bulan Bintang, 1975

penelitian kualitatif

 
PENELITIAN KUALITATIF
a. Pengertian
            Akhir-akhir ini penelitian kualitatif sering dibicarakan, karena mungkin baru muncul setelah penelitian Kuantitatif. Di Indonesia penelitian kualitatif juga dikenal sebagai penelitian naturalistic, dan penelitian kualitatif biasa dilawankan dengan penelitian kuantitaif dengan alasan bahwa daalm kegiatan ini penelitian peneliti tidak menggunakan angka dalam mengumpulkan data dan dalam memberikan penafsiran terhadap hasilnya. Peneliti kualitatif adalah peneliti yang memiliki tingkat kritisme yng lebih dalam semua proses penelitian, jadi sebuah kritisme merupakan senjata utama bagi peneliti kualitatif dalam menjalankan proses penelitian.
No
Penelitian Kualitatif
1.
Kejelasan Unsur : subjek sampel, sumber data tidak mantap dan rinci, masih fleksibel, timbul dan berkembangnya sambil jalan (emergent)
2.
Langkah Penelitian : baru diketahui dengan mantap dan jelas setelah penelitian selesai
3.
Hipotesis :
a. Tidak mengemukakan hipotesis sebelumnya, tetapi dapat lahir selama penelitian berlangsung --- tentative.
Hasil penelitian terbuka
4.
Desain : Desain penelitiannya adalah fleksibel dengan langkah dan hasil yang tidak dapat dipastikan sebelumnya
5.
Pengumpulan data : kegiatan pengumpulan data selalu harus dilakukan sendiri oleh peneliti
6.
Analisis data : dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data

Terdapat empat dasar filosofis yang berpengaruh dalam penelitian kualitatif, yaitu :
1. Fenomenologis, jadi  kebenaran sesuatu yang diteliti dapat diperoleh dengan cara menangkap fenomena atau gejala yang memancar dari objek yang diteliti
2. Interaksi simbolik,dasar kajian sosial yang sangat berpengaruh dan digunakan dalam penelitian kualitatif
3. Kebudayaan, sebagai peneliti kualitatif jika ingin mengrtahui dan mendapatkan data-data penelitian yang akurat maka sangatlah diperlukan mengetahui dan mempelajari fenomena kebudayaan responden, dan malah lebih baik ketika dapat membaur tinggal bersama mereka beberapa lama.
4. Antropologi, karena sebagai peneliti juga perlu memperhatikan kegiatan manusia di masa lalu dan kelanjutannya.
Adapun karakteristik penelitian kualitatif, sebgai berikut:
1. mempunyai sifat induktif
2. melihat setting dan respon secara holistic
3. memahami responden dari titik tolak pandangan responden sendiri hal-hal yang dialami oleh peneliti mengenai responden menyangkut lima komponen, yaitu: jati diri, tindakan, interaksi sosial, aspek yang berpengaruh, dan interaksi tindakan.
4. menekankan validitas penelitian ditekankan pada kemampuan peneliti
5. Menekankan pada setting alami
6. mengutamakan proses daripada hasil
7. menggunakan non-probabilitas sampling
9. peneliti sebagai instrument
10. menguntungkan diri pada teknik dasar studi lapangan
11. mengadakan analisis data sejak awal











Daftar Bacaan

[1] dikutip dari Prosedur Penelitian suatu pendektan praktek, Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, (Jakarta:PT Asdi Mahasatya)
[2] dikutip dari Penelitian Kualitatif, Prof. Dr. H. M. Burhan Bungin, S.sos., M.si (Jakarta: Kencana Prenada Media Group) 2007